Anak SMP dari kota Kebumen ini patut diacungi jempol . Bagaimana tidak, ia berhasil menjawab semua pertanyaan ujian nasional dengan benar. Eh cuma salah satu ding, Bahasa Inggrisnya :) . Nama anak SMP ini adalah Fitrian Dwi Rahayu. Mungkin berita ini sudah lama beredar dan sudah terdengar basi, namun kali ini bi2t.com bukan akan sekedar mengulang informasi yang sudah lama, tapi juga akan ikut serta dalam gerakan SEO positif dengan target keyword "anak SMP". Sebelumnya saya juga telah menulis jurus SEO yang ampuh dengan judul jurus SEO anak SMP yang memang terdiri dari huruf-huruf dalam kata anak SMP itu sendiri. Lanjut ke bahasan tentang anak SMP Kebumen ya??
Fitrian atau yang sering disapa Riyan atau Fitri adalah seorang anak SMP siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Karanganyar, Kebumen. Anak SMP asal Desa Jatiluhur, Kecamatan Karanganyar itu adalah salah satu siswa dari lima siswa yang memiliki nilai tertinggi ujian nasional (UN) dengan rata-rata 9,95 .
ANAK SMP Kebumen ditelepon Presiden SBY
Dalam telepon kepada Fitriyan dan Kepala SMPN 1 Karanganyar, presiden menyatakan kebangaannya. "Saya bangga terhadap Riyan yang telah mendapatkan medali emas. Riyan adalah satu siswa dari Jateng. Yang lainnya adalah tiga siswa dari Bali dan satu lagi dari Jatim (Jawa Timur)," kata Presiden yang menelepon dari kediaman di Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri, Sabtu (8/5).
Presiden juga bertanya kepada Kepala SMPN 1 Karanganyar Suparmin mengenai metode pengajaran di sekolah tersebut. Presiden menyambut baik mengenai metode yang diterapkan oleh sekolah setempat. "Baik, cara belajar yang diterapkan oleh SMP Negeri 1 Karanganyar sudah baik, apalagi ada tambahan pelajaran," kata Presiden.
Presiden berjanji akan memberikan hadiah kepada sekolah karena telah melahirkan siswa berprestasi secara nasional.
KEBUMEN – “Semoga menjadi pemimpin, menjadi tokoh atau menjadi diplomat nanti ya karena bahasa Inggrisnya baik,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam percakapan telepon dengan Fitrian Dwi Rahayu, anak SMP berprestasi dari SMPN 1 Karanganyar, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, yang menorehkan prestasi di tingkat nasional sebagai siswi dengan nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) 2010 dengan rata-rata 9,95. Ia menjadi salah satu pelajar berprestasi di tingkat nasional dalam nilai UN yang ditelpon langsung oleh presiden.
ANAK SMP ini Naik Sepeda untuk Sekolah
Prestasi Rian, nama panggilan anak dari pasangan Cipto Raharjo (51) dan Sukarni Mugi Rahayu (43) tentu sangat membanggakan keluarga, sekolah dan juga daerah. Dari sebuah pelosok di Desa Jatiluhur Rt 4/Rw 1, Kecamatan Karanganyar, sebuah kota kecil di barat Kebumen sebelum Gombong, mampu menorehkan prestasi nasional mengalahkan anak SMP siswa-siswi peserta UN dari perkotaan, dengan fasilitas yang pasti lebih baik. Ini bisa menjadi inspirasi buat guru, pengelola pendidikan dan stakeholder pendidikan lainnya, kalau perstasi tidak mesti harus ditunjang dengan fasilitas mewah dan super lengkap.
Kebanggaan daerah, dalam hal ini Pemkab Kebumen, ditunjukkan dengan pemberian ‘bonus’ Rp. 2 juta yang diserahkan oleh Bupati Nashiruddin. Plus hadiah Rp. 500 ribu dari sebuah operator seluler. Ya dari Karanganyar, Rian telah melambungkan nama Kebumen ke tingkat nasional dalam pendidikan, sampai Presiden SBY menelepon langsung Rian dan menjadi berita nasional baik cetak maupun elektronik dan tentu saja digital.
Rian suka naik sepeda ke sekolahnya yang berjarak 3 km dari rumahnya. Sebuah sepeda mini warna biru tua dengan cat yang sudah kelihatan kusam. Kegemarannya membaca rupanya yang menjadikan dia berprestasi. Di rumahnya, ruang tamu berfungsi sekaligus sebagai perspustakaan umum “Gemati” Kelurahan Jatilihur, dimana orang tua Rian menjadi pengelolalanya. Rian juga membantu orang tuanya ini melayani peminjaman dan pengembalian buku di perpustakaan desa yang mengoleksi sekitar 3000 buku itu, yang berdiri sejak 26 Februari 1996 itu.
"Keakraban" dengan buku inilah yang menjadi salah satu ‘kiat’ yang menjadikan dia mendapat nilai Bahasa Indonesia 10, IPA 10, Matematika 10, dan Bahasa Inggeris 9,8. Nilai yang nyaris sempurna, bahkan bisa dikatakan sempurna, mengingat Bahasa Inggeris adalah bahasa asing.
Rian yang lahir pada 26 Pebruari 1996 di sela membantu ‘menjaga’ perpustakaan untuk melayani pengunjung tentu saja menyempatkan membaca koleksi buku di situ. Ia tidak memilih-milih buku yang dibacanya. Novel pun dia suka, termasuk trilogy Laskar Pelangi yang telah tuntas dibacanya. Mungkin saja inspirasi dari Laskar Pelangi telah merasuk dalam kesadarannya, untuk meraih prestasi yang tinggi.
Tapi Rian juga bukan siswi bertipe kutubuku, yang menghabiskan seluruh waktunya untuk belajar. Alokasi waktu untuk bermain tetaplah ada. Bisa dibilang Rian tetaplah remaja putri anak SMP yang ikut trend, misalnya ia suka bermain HP, ikut jejaring sosial facebook, dan juga bermain gitar.
Yang menarik, Rian menurut penuturan ayahnya lebih suka belajar di pagi hari. Ia sering minta dibangunkan pukul 04.00 dini hari. Sebuah pilihan waktu belajar yang pas, dimana suasana pagi masih hening, dan pikiran masih fresh karena telah beristirahat tidur.
Rian pun selain belajar, juga masih suka membantu orang tuanya mencuci piring, membersihkan rumah atau menyiram bunga di halaman. Berapa uang sakunya? Rp 2 ribu per hari.
Fitrian atau yang sering disapa Riyan atau Fitri adalah seorang anak SMP siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Karanganyar, Kebumen. Anak SMP asal Desa Jatiluhur, Kecamatan Karanganyar itu adalah salah satu siswa dari lima siswa yang memiliki nilai tertinggi ujian nasional (UN) dengan rata-rata 9,95 .
ANAK SMP Kebumen ditelepon Presiden SBY
Dalam telepon kepada Fitriyan dan Kepala SMPN 1 Karanganyar, presiden menyatakan kebangaannya. "Saya bangga terhadap Riyan yang telah mendapatkan medali emas. Riyan adalah satu siswa dari Jateng. Yang lainnya adalah tiga siswa dari Bali dan satu lagi dari Jatim (Jawa Timur)," kata Presiden yang menelepon dari kediaman di Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri, Sabtu (8/5).
Presiden juga bertanya kepada Kepala SMPN 1 Karanganyar Suparmin mengenai metode pengajaran di sekolah tersebut. Presiden menyambut baik mengenai metode yang diterapkan oleh sekolah setempat. "Baik, cara belajar yang diterapkan oleh SMP Negeri 1 Karanganyar sudah baik, apalagi ada tambahan pelajaran," kata Presiden.
Presiden berjanji akan memberikan hadiah kepada sekolah karena telah melahirkan siswa berprestasi secara nasional.
KEBUMEN – “Semoga menjadi pemimpin, menjadi tokoh atau menjadi diplomat nanti ya karena bahasa Inggrisnya baik,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam percakapan telepon dengan Fitrian Dwi Rahayu, anak SMP berprestasi dari SMPN 1 Karanganyar, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, yang menorehkan prestasi di tingkat nasional sebagai siswi dengan nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) 2010 dengan rata-rata 9,95. Ia menjadi salah satu pelajar berprestasi di tingkat nasional dalam nilai UN yang ditelpon langsung oleh presiden.
ANAK SMP ini Naik Sepeda untuk Sekolah
Prestasi Rian, nama panggilan anak dari pasangan Cipto Raharjo (51) dan Sukarni Mugi Rahayu (43) tentu sangat membanggakan keluarga, sekolah dan juga daerah. Dari sebuah pelosok di Desa Jatiluhur Rt 4/Rw 1, Kecamatan Karanganyar, sebuah kota kecil di barat Kebumen sebelum Gombong, mampu menorehkan prestasi nasional mengalahkan anak SMP siswa-siswi peserta UN dari perkotaan, dengan fasilitas yang pasti lebih baik. Ini bisa menjadi inspirasi buat guru, pengelola pendidikan dan stakeholder pendidikan lainnya, kalau perstasi tidak mesti harus ditunjang dengan fasilitas mewah dan super lengkap.
Kebanggaan daerah, dalam hal ini Pemkab Kebumen, ditunjukkan dengan pemberian ‘bonus’ Rp. 2 juta yang diserahkan oleh Bupati Nashiruddin. Plus hadiah Rp. 500 ribu dari sebuah operator seluler. Ya dari Karanganyar, Rian telah melambungkan nama Kebumen ke tingkat nasional dalam pendidikan, sampai Presiden SBY menelepon langsung Rian dan menjadi berita nasional baik cetak maupun elektronik dan tentu saja digital.
Rian suka naik sepeda ke sekolahnya yang berjarak 3 km dari rumahnya. Sebuah sepeda mini warna biru tua dengan cat yang sudah kelihatan kusam. Kegemarannya membaca rupanya yang menjadikan dia berprestasi. Di rumahnya, ruang tamu berfungsi sekaligus sebagai perspustakaan umum “Gemati” Kelurahan Jatilihur, dimana orang tua Rian menjadi pengelolalanya. Rian juga membantu orang tuanya ini melayani peminjaman dan pengembalian buku di perpustakaan desa yang mengoleksi sekitar 3000 buku itu, yang berdiri sejak 26 Februari 1996 itu.
"Keakraban" dengan buku inilah yang menjadi salah satu ‘kiat’ yang menjadikan dia mendapat nilai Bahasa Indonesia 10, IPA 10, Matematika 10, dan Bahasa Inggeris 9,8. Nilai yang nyaris sempurna, bahkan bisa dikatakan sempurna, mengingat Bahasa Inggeris adalah bahasa asing.
Rian yang lahir pada 26 Pebruari 1996 di sela membantu ‘menjaga’ perpustakaan untuk melayani pengunjung tentu saja menyempatkan membaca koleksi buku di situ. Ia tidak memilih-milih buku yang dibacanya. Novel pun dia suka, termasuk trilogy Laskar Pelangi yang telah tuntas dibacanya. Mungkin saja inspirasi dari Laskar Pelangi telah merasuk dalam kesadarannya, untuk meraih prestasi yang tinggi.
Tapi Rian juga bukan siswi bertipe kutubuku, yang menghabiskan seluruh waktunya untuk belajar. Alokasi waktu untuk bermain tetaplah ada. Bisa dibilang Rian tetaplah remaja putri anak SMP yang ikut trend, misalnya ia suka bermain HP, ikut jejaring sosial facebook, dan juga bermain gitar.
Yang menarik, Rian menurut penuturan ayahnya lebih suka belajar di pagi hari. Ia sering minta dibangunkan pukul 04.00 dini hari. Sebuah pilihan waktu belajar yang pas, dimana suasana pagi masih hening, dan pikiran masih fresh karena telah beristirahat tidur.
Rian pun selain belajar, juga masih suka membantu orang tuanya mencuci piring, membersihkan rumah atau menyiram bunga di halaman. Berapa uang sakunya? Rp 2 ribu per hari.
Source: Kaskus