Foto Satelit UARS NASA
"Bisa jatuh beberapa jam lebih awal atau lebih akhir dari waktu perkiraan tersebut," ujar Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin di Gedung BPPT Jakarta, Kamis, 22 September 2011.
Menurut dia, tingkat akurasi perhitungan bisa lebih baik jika dilakukan saat satelit mencapai ketinggian 120 kilometer dari permukaan Bumi. Pada ketinggian ini UARS mulai jatuh dengan kecepatan tinggi, sehingga peneliti bisa menentukan akurasi waktu jatuh satelit hingga ketelitian dalam orde menit. Hari ini satelit berada pada ketinggian 180 kilometer.
Meski bisa meramalkan waktu jatuh satelit dalam ketelitian tinggi, LAPAN tetap kesulitan menentukan lokasi jatuh satelit. Sebab, satelit bisa menempuh lintasan hingga ratusan kilometer dalam waktu satu menit saja.
Ia berkaca pada perhitungan kejatuhan rongsokan satelit milik Cina yang jatuh pada 2003. Ketika itu, waktu jatuh satelit bisa ditaksir hingga tingkat ketelitian beberapa menit. Namun pada ketelitian ini proyeksi lokasi jatuh membentuk garis lurus yang menghubungkan Jazirah Arab dan Pulau Jawa.
"Rongsokan satelit Cina akhirnya jatuh di Bengkulu," ujar dia.
LAPAN sendiri baru mengetahui lokasi persis jatuhnya satelit ini dari penduduk setempat. Mereka melaporkan kilatan cahaya terang di langit malam disusul bunyi ledakan dan getaran di permukaan Bumi. Keesokan paginya, masyarakat menelusuri arah lokasi suara. Dari situ masyarakat menemukan lempengan logam berdiameter 60 sentimeter, ketebalan 1 sentimeter, dan berat 30 kilogram.
"Kami sangat bergantung pada laporan masyarakat untuk mengetahui lokasi persis jatuhnya satelit", seperti yang BI2T.COM kutip dari laman Tempointeraktif.