
Zona larangan terbang juga telah ditetapkan sejauh 220 kilometer dari segala arah letusan. Isavia, perusahaan yang mengoperasikan dan mengembangkan semua fasilitas bandara dan pelayanan navigasi udara di Islandia, menyatakan bahwa hal itu merupakan standar prosedur di sekitar letusan.
"Kepulan asap telah mencapai ketinggian terbang pesawat. Dan telah dibuat rencana untuk pesawat terbang, melalui ruang kontrol udara Islandia, agar terbang ke arah selatan", kata juru bicara Isavia, Godmundsdottir, seperti dikutip dari Associated Press, Minggu, 22 Mei 2011.
Grimsvotn terakhir meletus pada 2004. Para ilmuwan telah memprediksi erupsi baru dan mengatakan sebelumnya bahwa letusan gunung berapi ini kemungkinan lebih kecil sehingga tidak akan menyebabkan kekacauan udara seperti yang terjadi pada April 2010 akibat letusan Eyjafjallajokull.
Sejarah menunjukkan bahwa letusan Grimsvotn tidak memiliki pengaruh banyak pada lalu lintas penerbangan, tidak seperti gangguan tahun lalu.
Ahli geofisika di Universitas Islandia mengatakan letusan tahun lalu merupakan letusan tahun lalu merupakan kejadian langka. "Abu di Eyjafjallajokull sangat kuat dan tak henti-hentinya" kata Einarsson.
"Abu di Grimsvotn lebih kasar dan tidak berbahaya karena jatuh ke tanah lebih cepat dan tidak tinggal di udara seperti letusan Eyjafjallajokull." Demikian seperti yang Bi2t.Com kutip dari laman VIVAnews.com pada 22 Mei 2011.